Baru-baru ini, media sosial Twitter sempat ramai membahas pil kontrasepsi darurat, dan berbagai efek samping berbahayanya. Namun, sebenarnya apa itu pil kontrasepsi darurat? Benarkah bisa berbahaya? Seperti namanya, pil kontrasepsi darurat adalah metode kontrasepsi yang bisa digunakan pada situasi tertentu yang dianggap darurat, untuk mencegah kehamilan.
Situasi darurat yang dimaksud bisa berupa lupa pakai atau kondom robek saat berhubungan seks, atau menjadi korban pemerkosaan. Namun, sama halnya seperti metode kontrasepsi lainnya, pil ini memiliki risiko efek samping dan tidak boleh digunakan sembarangan. Sebelum konsumsi pil kontrasepsi darurat, ketahui terlebih dahulu hal-hal berikut ini, ya!
Bagaimana Cara Kerja Pil Kontrasepsi Darurat?
Cara kerja pil kontrasepsi darurat tergantung pada siklus menstruasi yang sedang kamu lalui. Pil ini dapat mencegah kehamilan dengan cara mencegah atau menunda ovulasi (pelepasan sel telur), mengganggu proses fertilisasi telur oleh sperma, dan mencegah implantasi sel telur yang berhasil dibuahi, di dinding rahim.
Penting untuk diingat bahwa pil ini bukan obat untuk menggugurkan kandungan (aborsi). Jika sel telur sudah menempel di dinding rahim dan siap untuk tumbuh dan berkembang, pil ini tidak bisa berpengaruh, karena kehamilan sudah terjadi.
Kapan Bisa Menggunakan Pil Kontrasepsi Darurat?
Pil kontrasepsi darurat bisa digunakan dalam beberapa kondisi, setelah hubungan intim dilakukan, seperti:
- Berhubungan intim tanpa alat kontrasepsi apapun.
- Menjadi korban pemerkosaan dan tidak sedang dalam perlindungan alat kontrasepsi apapun, baik itu pil, spiral, maupun KB suntik.
- Khawatir ada kerusakan pada kondom seperti robek, terlepas, atau kurang benar saat digunakan.
- Tidak mengonsumsi pil KB secara teratur.
- Telat mengeluarkan Mr. P saat akan melakukan senggama terputus, sehingga ejakulasi terjadi di dalam Miss V.
- Salah menghitung masa subur.
Ada dua jenis pil kontrasepsi darurat yang digunakan untuk mencegah kehamilan, yaitu pil yang mengandung levonorgestrel dan pil yang mengandung ulipristal asetat. Namun, pil ini tidak bisa dijadikan sebagai alat kontrasepsi utama, apalagi jangka panjang.
Jadi, jika kamu kembali berhubungan intim tanpa menggunakan pelindung apapun setelah mengonsumsi pil ini, maka kehamilan tidak akan dapat dicegah.
Apakah Pil Kontrasepsi Darurat Efektif Cegah Kehamilan?
Pil ini dinilai efektif mencegah kehamilan hingga 85 persen, jika dikonsumsi dalam jangka waktu 3-5 hari setelah berhubungan intim. Namun, diketahui bahwa pil kontrasepsi darurat dengan kandungan ulipristal acetat jauh lebih efektif dalam mencegah kehamilan dibanding yang mengandung levonorgestrel.
Pil yang mengandung levonorgestrel, dapat dikonsumsi oleh ibu yang sedang menyusui. Namun, jika ibu menyusui yang mengonsumsi pil jenis ulipristal asetat, disarankan untuk tidak menyusui selama satu minggu setelah mengonsumsi pil tersebut.
Karena tidak bisa digunakan dalam jangka panjang, setelah mengonsumsi pil ini, kembalilah pada rutinitas kontrasepsi harian. Misalnya, jika biasanya mengonsumsi pil KB, maka kembalilah minum pil KB secara rutin.
Risiko Efek Samping dari Pil Kontrasepsi Darurat
Hingga saat ini, belum diketahui apakah ada efek samping jangka panjang yang bisa timbul akibat pil kontrasepsi darurat. Secara umum, jika digunakan sesuai petunjuk pemakaian, pil ini aman digunakan. Namun, efek samping sementara bisa timbul, seperti:
- Sakit kepala.
- Sakit perut.
- Perubahan siklus menstruasi selanjutnya, seperti jadi terlambat, atau justru lebih cepat.
- Menstruasi selanjutnya bisa terasa lebih nyeri dari biasanya.
- Merasa tidak enak badan.
Selain itu, kamu juga sebaiknya memeriksakan diri ke dokter jika mengalami beberapa kondisi berikut ini:
- Efek samping yang dialami tak kunjung mereda selama beberapa hari.
- Jadwal menstruasi selanjutnya terlambat lebih dari 7 hari.
- Menstruasi jadi lebih sebentar dan lebih sedikit dari biasanya.
- Merasakan tanda-tanda kehamilan.
Namun, ingatlah bahwa pil ini tidak bisa dijadikan sebagai kontrasepsi utama, dan tidak boleh digunakan terlalu sering, dengan rentang waktu yang berdekatan. Sebab, dapat membuat siklus menstruasi jadi tidak teratur.
Selain itu, efek samping yang paling berbahaya dari penggunaan pil ini yang sering terjadi adalah adanya keguguran dan kehamilan ektopik. Jadi, sebenarnya pil kontrasepsi darurat sebaiknya hanya digunakan pada kondisi tertentu, yang tentunya bersifat darurat.
Sumber : https://www.halodoc.com/artikel/perhatikan-hal-ini-sebelum-mengonsumsi-pil-kontrasepsi-darurat