Ovulasi adalah salah satu istilah medis yang bagi para wanita. Nah, istilah ini berkaitan erat dengan masa subur wanita. Sebab, masa subur wanita juga menjadi proses alami yang berkaitan dengan peluang kehamilan. Bagi kamu dan pasangan yang sedang merencanakan kehamilan atau justru ingin mencegahnya, kamu perlu memahami mengenai vulasi dan masa subur sekaligus kapan keduanya terjadi. Karena itu, tidak ada salahnya untuk memahami ovulasi dan masa subur serta kaitannya dengan peluang kehamilan lebih mendalam.
Apa itu Ovulasi dan Masa Subur?
Ovulasi adalah fase dalam siklus menstruasi ketika ovarium melepaskan sel telur (ovum) yang sudah matang.Setelah sel telur matang meninggalkan indung telur, sel telur tersebut bergerak ke saluran tuba falopi. Kemudian, sel telur matang aka menunggu terjadinya pembuahan oleh sperma.Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur dan lapisan dinding rahim akan luruh sehingga keluar sebagai darah menstruasi. Ovulasi rata-rata terjadi pada hari ke 14 dari 28 hari siklus menstruasi. ebenarnya, masa subur seorang wanita erat kaitannya dengan ovulasi. Namun, perbedaannya terletak pada fakta bahwa masa subur yang berawal sekitar 5 hingga 7 hari sebelum terjadinya ovulasi. Sebagai gambaran, jika siklus menstruasi seorang wanita berlangsung selama 28 hari, biasanya masa subur dapat terjadi antara hari ke-10 hingga ke-14 dari siklus tersebut.
Memahami Proses Terjadinya Ovulasi
Ovulasi adalah salah satu tahap utama dalam siklus reproduksi wanita. Dalam proses ini, sebuah sel telur matang dilepaskan dari ovarium dan bergerak menuju tuba falopi. Proses ini biasanya terjadi sekali dalam satu siklus menstruasi, sekitar pertengahan siklus, atau pada hari ke-14 dari siklus yang berlangsung selama 28 hari. INi merupakan fase yang krusial untuk pembuahan, karena sel telur hanya dapat bertahan hidup selama 12 hingga 24 jam setelah dilepaskan.Jika sperma berhasil membuahi sel telur dalam rentang waktu tersebut, kehamilan bisa terjadi.Proses ini dipicu oleh peningkatan hormon luteinizing (LH), yang terjadi akibat perubahan kadar estrogen dalam tubuh.Saat sel telur dilepaskan, lendir serviks juga berubah menjadi lebih encer dan licin, memudahkan sperma bergerak menuju sel telur.
Fakta Terkait
Ternyata, emosi bisa memengaruhi siklus menstruasi, termasuk ovulasi. Stres berat atau perubahan emosi yang signifikan dapat menunda atau bahkan menghentikan ovulasi.Selain itu, meskipun banyak yang beranggapan bahwa ovulasi selalu terjadi di tengah siklus menstruasi (hari ke-14), kenyataannya tidak selalu demikian. Waktu ovulasi bisa bervariasi dari wanita satu ke wanita lainnya, dan bahkan bisa berbeda-beda pada siklus menstruasi yang sama.
Mengenal Tanda-Tanda Ovulasi
Tanda-tanda ovulasi dapat bervariasi antara wanita. Namun, ada beberapa tanda umum yang dapat muncul, seperti:
1. Perubahan cairan serviks
Cairan serviks yang menyerupai “putih telur” merupakan tanda seorang wanita mendekati masa ovulasi atau sedang mengalaminya. Setiap wanita bisa mengalami jenis cairan serviksnya masing-masing, dan tidak semua cairan serviks terlihat sama. Biasanya, proses ini terjadi pada hari ketika wanita memiliki jumlah cairan basah paling banyak.
2. Perubahan suhu basal tubuh
Suhu basal tubuh adalah suhu tubuh terendah yang dapat dicapai saat istirahat.Untuk mengetahui masa ovulasi dan masa subur, kamu dapat memeriksa suhu basal tubuh.Bagi kebanyakan wanita, suhu basal tubuh cukup konsisten sebelum ovulasi.Saat mendekati masa ovulasi, suhu basal ini mungkin mengalami sedikit penurunan. Namun, hal ini akan diikuti oleh peningkatan tajam setelah proses alami ini. Peningkatan suhu merupakan tanda bahwa proses ini baru saja terjadi.Melacak suhu basal tubuh secara akurat selama beberapa bulan dapat membantu seorang wanita memperkirakan kapan siklus ini akan terjadi.
3. Perubahan posisi atau kekencangan serviks
Serviks mengalami banyak perubahan saat wanita berovulasi. Selama periode ini, leher rahim akan menjadi lunak, tinggi, terbuka, dan basah. Bagi sebagian besar wanita, diperlukan waktu untuk dapat membedakan seperti apa serviks biasanya dan perubahan yang terjadi selama siklus ini.
4. Perubahan lainnya
Selain beberapa tanda sebelumnya, masih ada beberapa indikasi lainnya kalau seorang wanita mengalami ovulasi, meliputi:
- Perubahan sensasi di area panggul. Beberapa wanita melaporkan perasaan berat atau sensasi tertentu di daerah panggul selama ovulasi.
- Peningkatan gairah seksual. Beberapa wanita merasa peningkatan gairah seksual selama ovulasi.
- Perdarahan flek. Beberapa wanita mengalami perdarahan kecil atau flek selama ovulasi, yang dikenal sebagai perdarahan ovulasi.
Cara Mengetahui Masa Ovulasi
Jika kamu ingin melacak masa ovulasi, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:
1. Memeriksa siklus menstruasi
Mengetahui siklus menstruasi adalah langkah awal yang penting dalam melacak masa ovulasi. Jika siklus menstruasi teratur, yakni berlangsung selama 28 hari, ovulasi umumnya terjadi pada hari ke-14. Namun, setiap wanita bisa memiliki siklus yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk melacak siklus selama beberapa bulan untuk mendapatkan pola yang lebih akurat. Ovulasi biasanya terjadi sekitar 12 hingga 16 hari sebelum menstruasi berikutnya dimulai.
2. Metode perhitungan kalender
Nah, metode kalender adalah cara sederhana untuk memperkirakan masa subur dengan menghitung mundur dari tanggal menstruasi berikutnya. Metode ini lebih efektif untuk wanita yang memiliki siklus menstruasi yang teratur.Caranya adalah dengan mencatat kapan menstruasi terakhir dimulai, kemudian menghitung mundur 14 hari untuk menemukan perkiraan hari ovulasi. Sebagai contoh, jika siklus menstruasi berlangsung selama 30 hari, maka ovulasi kemungkinan terjadi pada hari ke-16.
3. Menggunakan ovulation test kit
Untuk lebih akurat, kamu bisa menggunakan ovulation test kit.Alat ini mendeteksi kadar hormon luteinizing (LH) dalam urine, yang umumnya meningkat tajam sekitar 24 hingga 36 jam sebelum ovulasi. Tes ini sangat membantu, terutama bagi wanita yang memiliki siklus tidak teratur. Sebab, alat ini bisa mendeteksi kapan tubuh sedang dalam masa subur.
sumber : https://www.halodoc.com/artikel/ovulasi-dan-masa-subur-serta-kaitannya-dengan-peluang-kehamilan