Ortu Perlu Waspada, Ini 5 Kenakalan Remaja yang Kerap Dilakukan

Remaja menjadi fase peralihan yang membuat anak memiliki keingintahuan yang sangat besar. Di usia ini, banyak remaja berani mencoba banyak hal dari yang positif sampai negatif. Oleh karenanya, kenakalan remaja menjadi sesuatu yang biasa terjadi tetapi sebenarnya tak boleh dibiarkan. Lantas, apa saja contoh kenakalan remaja ini dan apa yang harus orangtua lakukan?

Apa itu kenakalan remaja?

Kenakalan remaja, sering disebut juga perilaku menyimpang remaja, merujuk pada perilaku yang dianggap melanggar norma sosial atau hukum yang umumnya terkait dengan kelompok usia remaja atau muda. Kenakalan remaja bisa sangat bervariasi dalam tingkat keparahan, mulai dari pelanggaran ringan hingga tindakan kriminal serius. Ini bisa mencakup berbagai perilaku, seperti kekerasan, pencurian, kenakalan seksual, penyalahgunaan narkoba, perilaku berisiko, hingga pelanggaran hukum. Faktor-faktor seperti lingkungan keluarga, teman sebaya, pengaruh media, dan kondisi sosial ekonomi dapat berperan dalam mendorong atau mencegah kenakalan remaja. Juga, penting untuk diingat bahwa masa remaja adalah waktu perkembangan yang kompleks ketika seseorang mencari identitasnya, sehingga normal jika memiliki dorongaan yang tinggi untuk mencoba hal-hal baru.

Contoh dan ciri-ciri kenakalan yang dilakukan remaja

Berikut beberapa contoh kenakalan pada remaja serta ciri-ciri yang bisa dikenali.

1. Kecanduan alkohol

Penelitian dalam Consequences of Underage Drinking menunjukkan bahwa orang yang mulai minum alkohol di usia dini akan mempunyai masalah pada kemudian hari. Apalagi, usia remaja masih merupakan masa perkembangan otak anak. Anda juga harus berhati-hati karena salah satu contoh kenakalan remaja ini dapat mengganggu perubahan hormon di masa pubertas, baik untuk perempuan maupun laki-laki. Tanda atau ciri-ciri kecanduan alkohol pada remaja meliputi berikut ini.

  • Konsumsi alkohol jauh melebihi batas yang direkomendasikan atau sesuai dengan usianya.
  • Kesulitan mengontrol jumlah konsumsi alkohol.
  • Toleransi yang meningkat, sehingga memerlukan jumlah alkohol yang lebih besar untuk mencapai efek yang sama seperti sebelumnya.
  • Munculnya gejala penarikan setelah cukup lama tanpa alkohol, seperti gemetar, kecemasan, atau mual.
  • Keterlibatan dalam perilaku berisiko, seperti mengemudi dalam keadaan mabuk atau terlibat dalam tindakan kriminal.
  • Perubahan perilaku dan suasana hati yang drastis atau penurunan prestasi sekolah.
  • Prioritas hidup yang terganggu dan menyebabkan remaja mengabaikan tanggung jawab sekolah atau aktivitas lainnya.
  • Penurunan minat dalam aktivitas yang biasanya dinikmati.
  • Perubahan dalam hubungan sosial dengan keluarga dan teman.

2. Narkoba

Penyalahgunaan narkotika sudah bukan lagi fenomena baru di kalangan anak sekolah. Bahkan, ini menjadi contoh kenakalan remaja yang menyebar dengan luas dan cepat. Ada bukti statistik bahwa kontak pertama anak dengan narkoba umumnya dimulai saat kelas 6 sampai 8 (usia 12—14 tahun). Hal ini juga berkaitan dengan efek kecanduan yang dikutip dari Medline Plus, bahwa orang yang mencoba-coba narkoba pada usia muda memiliki kesempatan lebih tinggi mengidap kecanduan pada kemudian hari. Kebanyakan individu mulai menyalahgunakan setidaknya satu substansi sebelum menjadi pecandu. Inilah sebabnya penting untuk melihat tanda-tanda dari penyalahgunaan zat pada remaja dan dewasa muda awal. Berikut beberapa tanda atau ciri-ciri pengguna narkoba sebagai salah satu kenakalan remaja.

  • Perubahan secara tiba-tiba atau ekstrem dalam berteman, pola makan, jam tidur yang tidak teratur, serta penampilan fisik.
  • Bekas suntikan atau jeratan di lengan atau kaki (bisa disembunyikan dengan memakai lengan panjang di hari yang sangat panas).
  • Mata kemerahan, sering sakit, keringat berlebih, bau aneh dari tubuh, tremor, sering mimisan, dan perubahan fisik lainnya.
  • Menjadi tidak bertanggung jawab, memiliki penilaian yang buruk, dan secara umum kehilangan minat.
  • Melawan peraturan atau menjauhi keluarga.
  • Di kamar terdapat kotak obat atau perlengkapan obat-obatan, meskipun anak tidak sakit.
  • Anda mengalami kehilangan uang, barang berharga, dan anak sering meminta uang dengan paksa padahal sebelumnya tidak pernah berbuat demikian.
  • Menutup diri, berdiam diri, mengisolasi, terlibat dalam aktivitas mencurigakan.
  • Memaksa untuk mendapatkan privasi lebih, mengunci pintu, dan menghindari kontak mata.
  • Membolos, nilai rapor menurun, dan sering bermasalah di sekolah.

3. Merokok

Merokok juga bisa dikategorikan sebagai kenakalan remaja. Berdasarkan data dari Kesehatan Kementerian RI, hampir 80% dari total perokok di Indonesia mulai merokok ketika usianya belum mencapai 19 tahun. Kelompok usia yang paling banyak merokok di Indonesia adalah usia 15—19 tahun. Sementara itu, di urutan kedua adalah kelompok usia 10—14 tahun. Menurut WHO, Indonesia adalah negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina dan India. Remaja yang merokok memiliki status kesehatan yang buruk dibandingkan dengan yang tidak merokok. Akibat yang paling sering dialami oleh para perokok muda adalah sakit kepala dan sakit punggung. Selain itu, ketika anak sudah mulai merokok, maka akan sulit untuk dihentikan. Hal ini berlaku ketika anak sudah mulai kecanduan. Pasalnya, tubuh dan pikiran dengan cepat beradaptasi dengan kandungan nikotin.

4. Kabur dari rumah

Saat mempunyai masalah yang cukup berat, ada sebagian remaja yang mencari jalan keluar dengan kabur dari rumah. Biasanya, cara ini dilakukan jika ia merasa muak dengan kondisi di rumah, entah itu pertengkaran orangtua yang selalu terjadi atau merasa tidak diperhatikan.

5. Seks bebas

Seks bebas menjadi salah satu kenakalan remaja yang kasusnya terus bertambah. Padahal dulu, seks adalah hal yang tabu dilakukan sebelum menikah. Namun, seiring dengan pergeseran zaman, seks sebelum nikah bahkan dianggap sebagai salah satu gaya hidup para remaja.

Sumber : https://hellosehat.com/parenting/remaja/kesehatan-mental-remaja/kenakalan-remaja/