Merawat Lansia Sakit Tanpa Drama

 

Merawat lansia yang sedang sakit sering kali membutuhkan kesabaran ekstra. Kondisi fisik yang menurun, rasa nyeri, keterbatasan gerak, hingga perubahan fungsi otak dapat memengaruhi suasana hati mereka. Tak jarang, lansia menjadi lebih sensitif, mudah tersinggung, atau marah tanpa sebab yang jelas. Memahami penyebab dan cara menghadapinya adalah kunci untuk menjaga hubungan yang harmonis sekaligus mendukung kesehatan mereka.

 

Mengapa Lansia Bisa Mudah Marah Saat Sakit?

Beberapa faktor yang umum memicu perubahan emosi pada lansia antara lain:

  • Perubahan fisik dan kesehatan: Penyakit kronis, nyeri berkepanjangan, atau efek samping obat dapat menurunkan kenyamanan dan memicu frustrasi.
  • Penurunan fungsi kognitif: Kondisi seperti demensia atau Alzheimer dapat memengaruhi daya ingat, kemampuan berpikir, dan kontrol emosi.
  • Perasaan kehilangan kendali: Ketergantungan pada orang lain untuk aktivitas sehari-hari dapat membuat lansia merasa tidak berdaya.
  • Kesepian dan perubahan sosial: Berkurangnya interaksi sosial atau kehilangan pasangan hidup dapat memicu rasa sedih dan mudah tersinggung.
  • Gangguan tidur: Pola tidur yang terputus-putus pada lansia dapat memengaruhi kestabilan emosi.

 

Strategi Menghadapi Lansia yang Sakit dan Mudah Marah

Berikut langkah-langkah yang dapat membantu keluarga atau pendamping:

1. Dengarkan dengan Empati

Berikan ruang bagi lansia untuk mengungkapkan perasaan mereka. Mendengarkan tanpa menghakimi dapat membuat mereka merasa dihargai.

2. Kenali Pemicu Emosi

Catat waktu atau situasi ketika lansia cenderung marah. Misalnya, saat nyeri kambuh, lapar, atau merasa diabaikan. Dengan mengenali pola ini, kita bisa mencegah atau meminimalkan pemicu.

3. Gunakan Bahasa yang Tenang

Hindari nada tinggi atau kata-kata yang memancing perdebatan. Gunakan kalimat singkat, jelas, dan penuh rasa hormat.

4. Libatkan dalam Keputusan

Ajak lansia berdiskusi tentang perawatan atau aktivitas harian mereka. Rasa dilibatkan dapat mengurangi perasaan kehilangan kendali.

5. Berikan Aktivitas yang Disukai

Ajak mereka melakukan kegiatan ringan yang menyenangkan, seperti mendengarkan musik, berkebun, atau beribadah sesuai keyakinan.

6. Jaga Kesehatan Fisik dan Mental

Pastikan lansia mendapatkan perawatan medis yang tepat, pola makan seimbang, dan dukungan psikologis bila diperlukan. Konsultasi dengan dokter atau psikiater penting jika perubahan emosi berlangsung lama.

7. Jaga Kesabaran dan Kesehatan Diri

Merawat lansia bisa melelahkan. Pastikan pendamping juga menjaga kesehatan fisik dan mentalnya agar tetap sabar dan efektif dalam memberikan dukungan.

 

Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?

Segera konsultasikan ke tenaga medis atau psikiater jika lansia menunjukkan gejala seperti:

  • Marah berlebihan disertai perilaku agresif
  • Menarik diri dari lingkungan
  • Perubahan pola tidur dan makan yang drastis
  • Kehilangan minat pada aktivitas yang biasa disukai
  • Gejala depresi atau kecemasan yang menetap

 

Menghadapi lansia yang sakit dan mudah marah membutuhkan kombinasi empati, komunikasi yang baik, dan pemahaman akan kondisi mereka. Dengan dukungan keluarga dan tenaga kesehatan, lansia dapat merasa lebih nyaman, dihargai, dan tetap memiliki kualitas hidup yang baik.

 

 

Sumber Referensi:

  1. 7 Tips Menghadapi Lansia Pemarah dan Keras Kepala – MHomecare
  2. Lansia Mudah Marah dan Sedih? Begini Cara Memahami dan Mengatasinya – Medcom.id
  3. Penyebab Lansia Mudah Marah dan Emosi – Alodokter