Di era digital, koneksi bukan hanya soal sinyal dan jaringan—tetapi juga tentang ikatan emosional yang terjalin di balik layar. Orang tua dan anak kini hidup dalam dunia yang dipenuhi notifikasi, video pendek, dan percakapan virtual. Tantangannya? Menjaga agar relasi tetap hangat, terbuka, dan saling memahami meski komunikasi sering terjadi lewat gawai.
Dunia Virtual: Tantangan atau Peluang?
Teknologi sering dianggap sebagai penghalang komunikasi, padahal jika dimanfaatkan dengan bijak, ia bisa menjadi jembatan yang memperkuat hubungan orang tua dan anak. Anak-anak generasi digital cenderung lebih ekspresif di dunia maya, sementara orang tua kadang merasa tertinggal dalam memahami bahasa digital mereka.
Menurut Anggita H. Panjaitan, M.Psi., Psikolog, teknologi bisa menjadi “dinding transparan” dalam relasi keluarga jika tidak diimbangi dengan dialog yang humanis dan keterlibatan aktif dari orang tua. Maka, penting bagi orang tua untuk tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga secara digital dan emosional.
Strategi Membangun Relasi Positif di Dunia Virtual
Berikut beberapa pendekatan yang bisa diterapkan orang tua agar tetap terhubung secara emosional dengan anak:
- Ikut masuk ke dunia anak
Pelajari aplikasi, game, atau media sosial yang mereka gunakan. Bukan untuk mengontrol, tapi untuk menunjukkan ketertarikan dan pemahaman. - Bangun komunikasi dua arah
Ganti nasihat satu arah dengan diskusi terbuka. Validasi perasaan anak dan beri ruang untuk mereka mengekspresikan diri. - Gunakan teknologi sebagai alat bonding
Kirim pesan positif, berbagi konten edukatif, atau buat grup keluarga yang menyenangkan di platform digital. - Jadilah panutan digital
Tunjukkan etika penggunaan gawai yang sehat. Anak belajar dari contoh, bukan hanya dari kata-kata. - Tetapkan kesepakatan digital bersama
Buat aturan penggunaan gawai yang disepakati bersama, bukan dipaksakan sepihak.
Relasi Positif Dimulai dari Rasa Aman
Menurut Yulina Eva Riany, Pakar Ilmu Keluarga IPB, komunikasi positif adalah kunci membangun relasi yang sehat di era digital. Anak-anak tidak hanya ingin didengarkan, tapi juga dihargai pendapatnya. Ketika orang tua mampu berbicara dari hati ke hati dan memilih waktu yang tepat untuk berdiskusi, maka relasi emosional akan tumbuh lebih kuat.
Relasi orang tua dan anak di dunia virtual bukan soal seberapa canggih teknologi yang digunakan, tapi seberapa dalam koneksi emosional yang dibangun. Dengan pendekatan yang terbuka, reflektif, dan penuh empati, dunia digital bisa menjadi ruang tumbuh bersama—bukan ruang yang memisahkan.
Sumber Referensi:
- Membangun Hubungan Orang Tua dan Anak di Era Digital - Mentari Anakku
- Pakar IPB: Pentingnya Komunikasi Positif Keluarga di Era Digital - ANTARA News