Kondisi Terjadi pada Anak yang Alami Stunting

Stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang membuat seorang anak memiliki tinggi badan lebih pendek dibandingkan anak-anak lain seusianya. Ada banyak hal yang bisa menyebabkan kondisi tersebut terjadi, mulai dari aspek pengetahuan sampai ekonomi.

Penting bagi orangtua untuk mewaspadai dan melakukan tindakan untuk mencegah stunting. Pasalnya, tidak hanya bisa membuat tubuh anak menjadi pendek, stunting juga bisa memberikan banyak dampak buruk pada anak. Berikut ulasannya.

Memahami Stunting dan Penyebabnya

Seorang anak bisa dianggap mengalami stunting bila tinggi badannya lebih dari dua tingkat di bawah Standar Pertumbuhan Anak WHO untuk anak seusianya. Kondisi ini paling sering disebabkan oleh gizi buruk yang dialami anak sejak masih dalam kandungan hingga usia 2 tahun.

Stunting bisa dimulai sejak janin masih dalam kandungan, yang disebabkan oleh asupan makanan ibu yang kurang bergizi selama kehamilan. Akibatnya, pertumbuhan bayi bisa terhambat yang bisa terus berlanjut setelah kelahiran.

Selain itu, pemenuhan gizi yang tidak memadai selama 1000 hari pertama kelahiran juga bisa menyebabkan anak mengalami stunting. Hal itu bisa terjadi bila ibu tidak memberikan bayi ASI eksklusif atau makanan pendamping ASI (MPASI) dengan kandungan nutrisi yang rendah, sehingga anak tidak mendapatkan gizi yang dibutuhkan. 

Stunting pada anak juga bisa disebabkan oleh infeksi berulang. Anak yang mengalami infeksi berulang membutuhkan energi yang lebih banyak untuk melawan penyakit. Nah, bila ibu tidak memenuhi kebutuhan tersebut dengan memberikan asupan makanan yang cukup, anak akan mengalami kekurangan gizi yang bisa berakibat pada stunting.

Itulah mengapa penting bagi ibu untuk memerhatikan dan memenuhi kebutuhan gizi anak sejak ia masih dalam kandungan dan selama masa pertumbuhannya.

Dampak Stunting pada Anak

Stunting mencegah anak mengalami tumbuh kembang yang optimal. Tidak hanya memengaruhi tinggi dan berat badannya saja, kekurangan gizi dalam waktu lama sejak usia dini juga bisa berimbas pada kecerdasan dan kesehatan tubuhnya.

Berikut beberapa kondisi yang bisa terjadi pada anak yang mengalami stunting:

1.Memiliki Tubuh Pendek dan Berat Badan Rendah

Anak-anak yang mengidap stunting mungkin tidak akan bertumbuh tinggi secara maksimal. Akibatnya, mereka memiliki tubuh yang lebih pendek dari anak-anak seusianya dan cenderung memiliki berat badan yang rendah juga.

2.Memiliki Tingkat Kecerdasan di Bawah Rata-rata

Stunting juga menyebabkan anak tidak mengembangkan kemampuan intelektual mereka secara maksimal. Akibatnya, anak stunting tidak bisa menyerap pelajaran dengan baik selama usia sekolah dan tidak memiliki prestasi yang baik.

Hal ini juga bisa berpengaruh pada produktivitasnya pada saat dewasa nanti. Melansir dari The Power of Nutrition, orang yang mengalami stunting pada masa kanak-kanak berpenghasilan 20 persen lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak mengalami stunting.

3.Mudah Sakit

Kekurangan gizi juga bisa menyebabkan anak memiliki sistem kekebalan tubuh yang tidak baik, sehingga ia akan mudah jatuh sakit.

4.Berisiko Mengidap Berbagai Penyakit

Anak yang stunting berisiko tinggi mengidap penyakit kardiovaskular saat dewasa, seperti jantung koroner dan stroke. Selain itu, berbagai risiko kesehatan lainnya yang juga bisa terjadi pada pengidap stunting, antara lain diabetes mellitus, hipertensi, dan anemia.

Mengingat ada sejumlah dampak buruk yang bisa diakibatkan stunting pada anak, orangtua perlu mencegah stunting dengan mengonsumsi asupan makanan yang bergizi selama masa kehamilan, rutin memeriksakan kehamilan, dan memantau tumbuh kembang anak setelah lahir. Ingat, upaya pencegahan stunting bukan hanya tanggung jawab ibu hamil hamil, melainkan suami juga. 

Sumber : https://www.halodoc.com/artikel/4-kondisi-terjadi-pada-anak-yang-alami-stunting