KB IUD atau “intrauterine device” memiliki bentuk seperti huruf “T” dengan ukuran sekitar 3 sentimeter. Alat kontrasepsi ini dipasang pada bagian dalam rahim untuk membantu mencegah kehamilan dengan cara membuat sperma tidak bisa mencapai sel telur dan membuahinya.
KB jenis IUD mampu mencegah terjadinya kehamilan dengan jangka waktu hingga 10 tahun. Ada dua jenis IUD, yaitu hormonal dan nonhormonal. Kontrasepsi IUD hormonal bekerja dengan merilis hormon progestin dalam jumlah sedikit setiap hari. Hormon ini nantinya akan membuat cairan yang berada di leher rahim mengental sehingga sperma tidak akan mudah memasuki rahim.
Jika pun pembuahan berhasil terjadi, hormon tadi akan kembali bekerja dengan membuat lapisan rahim lebih tipis. Akibatnya, sel telur yang telah dibuahi menjadi lebih sulit untuk melekat. Jenis KB IUD ini juga disinyalir membuat menstruasi terbilang lebih ringan.
Sementara itu, KB IUD nonhormonal memiliki ciri khas adanya lilitan berbahan tembaga di sekelilingnya. Lilitan tembaga ini nantinya akan merilis zat yang mengakibatkan terjadinya peradangan pada rahim dan memicu kerusakan sel sperma maupun sel telur sebelum pembuahan terjadi.
Kapan Waktu yang Tepat Memasang KB IUD?
Kamu bisa memasang KB IUD kapan saja baik saat sedang haid ataupun tidak. Apabila KB ini dipasang pada saat sedang haid, rasa nyeri mungkin akan cenderung lebih ringan karena serviks yang terbuka. Sementara pemasangan saat tidak sedang menstruasi akan membuat dokter mengetahui apakah terdapat infeksi pada organ intim.
Lalu, apakah alat kontrasepsi ini bisa dipasang setelah melahirkan? Bisa saja, KB IUD bisa dipasang setidaknya 48 jam setelah persalinan. Selain itu, kamu juga bisa memasang KB jenis ini antara 6 hingga 8 minggu setelah melahirkan. Sekali lagi, diskusikan dengan dokter ahli kandungan, ya!
Adakah Efek Sampingnya?
Alat kontrasepsi IUD termasuk sejauh ini bisa dikatakan sebagai jenis KB yang paling efektif selain menggunakan implan. Efektivitas alat kontrasepsi ini untuk mencegah kehamilan bahkan mencapai 99 persen. Kabar baik lainnya, memasang KB IUD tidak akan berdampak pada ASI. Alat kontrasepsi ini hanya akan memberikan efek pada rahim.
Sementara pada KB IUD jenis non-hormonal, efek samping yang biasanya sering terjadi adalah menstruasi yang lebih nyeri dengan volume darah yang lebih banyak. Berbeda dengan IUD jenis hormonal yang justru menyebabkan haid tidak teratur atau bahkan tidak menstruasi sama sekali.
Tak hanya itu, flek dan munculnya keputihan juga bisa terjadi saat menggunakan KB IUD. Meski begitu, kamu tidak perlu khawatir karena kondisi ini akan membaik dengan sendirinya karena tubuh yang sudah mampu beradaptasi dengan baik. Apabila kamu ingin kembali mendapatkan kehamilan, cukup melepas alat kontrasepsi ini.
Sumber artikel dan foto : Kapan Waktu yang Tepat untuk Pasang KB IUD? (halodoc.com)