Demam pada anak dapat diduga dari peningkatan suhu tubuhnya. Caranya adalah dengan meletakkan tangan pada kulit anak. Meski begitu, cara tersebut tidak dapat memberikan hasil yang tepat.
Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan termometer digital yang dapat digunakan di mulut, ketiak atau dubur. Namun, pemeriksaan melalui dubur lebih disarankan untuk hasil yang akurat.
Pemeriksaan demam oleh dokter bertujuan untuk mendeteksi penyakit yang mendasari terjadinya demam. Dokter akan mengawali pemeriksaan dengan menanyakan riwayat kesehatan Anda dan anak, dilanjutkan dengan melakukan pemeriksan fisik pada anak.
Guna memastikan diagnosis, dokter akan menjalankan beberapa pemeriksaan berikut:
- Tes Darah
- Tes darah bertujuan untuk mendeteksi infeksi bakteri atau virus. Melalui sampel darah, dokter bisa mengetahui seberapa baik daya tahan tubuh anak. Dokter juga dapat memeriksa sampel darah untuk mengukur kadar elektrolit pada anak, guna mendeteksi dehidrasi.
- Tes Urine
- Dokter akan memeriksa sampel urine anak untuk melihat kemungkinan infeksi di saluran kemih. Bila diperlukan, dokter juga dapat menjalankan kultur urine untuk mendeteksi kemungkinan adanya bakteri dalam urine.
- Foto Rontgen
- Pemeriksaan foto Rontgen dilakukan untuk melihat kondisi dada, paru-paru, atau jantung. Foto Rontgen dilakukan bila demam pada anak disertai gejala batuk, nyeri dada, atau sesak napas.
- Pungsi Lumbal
- Pemeriksaan pungsi lumbal dilakukan pada anak yang diduga terkena meningitis. Dalam pemeriksaan ini, dokter akan menusukkan jarum ke celah tulang belakang untuk mengambil sampel cairan tulang belakang, kemudian menelitinya di laboratorium.