Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Heart Association, disebutkan bahwa wanita yang pernah mengalami kekerasan seksual berisiko lebih tinggi untuk mengalami hipertensi.
Pengalaman traumatis karena pelecehan seksual ternyata dapat menimbulkan masalah kesehatan fisik salah satunya hipertensi. Dampak ini sangat berbahaya, terlebih hipertensi merupakan pemicu penyakit stroke dan jantung.
Yuk simak kaitan antara risiko hipertensi akibat kekerasan seksual berikut ini!
Risiko Hipertensi pada Korban Kekerasan Seksual
Ada beberapa alasan wanita yang mengalami pelecehan seksual lebih berpotensi mengalami hipertensi. Umumnya ini disebabkan oleh stres yang terjadi akibat peristiwa traumatis tersebut. Stres dapat menyebabkan aktivasi berlebihan pada sumbu Hipotalamus-Hipofisis-Adrenal (HPA) dan sistem saraf simpatik.
Stimulasi berlebihan ini dapat menyebabkan gangguan mood seperti depresi. Kondisi ini pun menyebabkan gejala seperti kecemasan, perubahan suasana hati, dan iritabilitas. Peningkatan aktivitas pada sistem saraf simpatik juga dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung, pernapasan, dan tekanan darah.
Stres psikologis akibat trauma dapat berkontribusi pada tekanan darah tinggi. Orang dengan trauma juga akan mengalami tekanan emosi yang jauh lebih besar daripada yang tidak mengalami trauma.Sewaktu-waktu trauma dapat memicu kilas balik peristiwa yang membuat jantung berdetak kencang, tangan berkeringat, dan membuat tubuh merasa sangat tertekan.
Penanganan terkait dampak kesehatan mental akibat kekerasan seksual yang tidak segera dilakukan pun akan membuat kondisi semakin parah. Kondisi ini akan membuat trauma dan stres bertambah parah.
Cara Mengatasi Trauma pada Korban Pelecehan Seksual
Untuk penanganannya, korban memerlukan bantuan psikolog atau psikiater agar terhindar dari gangguan psikis dan fisik yang lebih parah. Penyintas juga dapat melakukan perawatan dan penanganan individu pasca peristiwa traumatis, seperti:
1. Olahraga
Setidaknya masukkan satu jam olahraga dalam rutinitas harian. Pasalnya, olahraga dapat menjaga kesehatan dan mood menjadi lebih baik.
Kamu bisa memilih bersepeda, menari, atau berjalan kaki. Selain latihan kardio, aktivitas fisik yang melatih kekuatan seperti angkat besi bisa meningkatkan massa otot dan membantu kamu merasa lebih bugar.
2. Kurangi Asupan Natrium
Asupan yang dianjurkan untuk konsumsi natrium adalah 1.500 mg sehari untuk pengidap hipertensi. Terlalu banyak mengonsumsi natrium tidak hanya berdampak pada tekanan darah tetapi juga pada suasan hati.
3. Pertahankan Berat Badan Ideal
Memiliki berat badan ideal dapat membantu menjaga kesehatan, baik itu kesehatan fisik maupun mental. Mengurangi berat badan juga dapat membantu menurunkan tekanan darah. Oleh karena itu, kamu perlu menjaga pola makan yang sehat.
4. Kurangi Minuman Beralkohol
Cobalah untuk minum minuman beralkohol paling banyak satu gelas saja per hari. Minum alkohol terkadang dikaitkan dengan relaksasi sehingga bisa membantu kamu melupakan masalah. Padahal kenyataannya tidak demikian. Justru terlalu banyak minum alkohol bisa memicu mood swing yang akan memperburuk emosi dan perasaan.
5. Lakukan Teknik Relaksasi
Melakukan teknik relaksasi seperti meditasi ataupun latihan pernapasan dapat membantu menstabilkan emosi dan menenangkan diri. Pada akhirnya ini bisa membantu menurunkan tekanan darah.
Sumber artikel dan foto : Bahaya, Wanita yang Mengalami Kekerasan Seksual Berisiko Hipertensi (halodoc.com)