Anak dan Gadget: Tantangan Digital bagi Orang Tua Zaman Sekarang
Di era serba digital seperti saat ini, pemandangan anak-anak yang asyik bermain gawai (gadget) di ruang tunggu, restoran, hingga saat acara keluarga sudah menjadi hal yang lumrah. Teknologi hadir begitu dekat—mudah diakses, murah, dan sering kali menjadi solusi cepat bagi orang tua agar anak tenang sejenak. Namun, apakah kebiasaan ini aman dan berdampak positif bagi tumbuh kembang anak?
Mengapa Gadget Menjadi Masalah Serius?
Menurut survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2018, sebanyak 25,2% anak usia 5–9 tahun dan 66,2% anak usia 10–14 tahun sudah aktif menggunakan internet, mayoritas melalui smartphone. Gawai kecil tersebut menyimpan beragam informasi, hiburan, sekaligus potensi risiko yang tidak dapat dianggap remeh. Tanpa pengawasan dan pendampingan dari orang tua, anak-anak dapat mengakses konten yang tidak sesuai usia, mengalami kecanduan permainan digital, terpapar cyberbullying, atau bahkan menjadi korban kejahatan siber.
Fakta tentang Penggunaan Internet di Indonesia
Berdasarkan laporan Global Digital Report 2018, Indonesia memiliki 132 juta pengguna internet, dengan 60% di antaranya mengakses melalui smartphone. Rata-rata waktu yang dihabiskan untuk online mencapai 8 jam 51 menit per hari, dengan 3 jam 23 menit digunakan khusus untuk media sosial.
Peran Orang Tua dalam Menghadapi Tantangan Digital
Orang tua masa kini dihadapkan pada tantangan baru: menjadi pendamping digital bagi anak-anaknya. Artinya, orang tua tidak cukup hanya melarang atau membatasi, tetapi juga perlu mendampingi dan membimbing anak dalam menggunakan teknologi secara sehat dan produktif.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
- Ajak anak berdiskusi tentang penggunaan teknologi secara terbuka
- Memberikan contoh penggunaan gawai secara bijak
- Mengarahkan penggunaan gawai untuk tujuan positif seperti belajar, berkarya, atau menonton konten edukatif
- Mengaktifkan fitur kontrol orang tua (parental control) pada perangkat anak
- Mengajarkan etika berinteraksi di media sosial
- Menetapkan zona bebas gadget, seperti saat makan bersama atau menjelang tidur
Kesimpulan
Gawai bukanlah musuh dalam perkembangan anak. Teknologi justru bisa menjadi jembatan menuju ilmu pengetahuan, kreativitas, dan keterampilan masa depan. Namun, seperti pisau bermata dua, gadget dapat menimbulkan dampak negatif apabila tidak digunakan dengan bijak. Peran orang tua sangat penting dalam membekali anak-anak dengan kemampuan untuk mengelola penggunaan teknologi secara mandiri dan bertanggung jawab. Dengan pendampingan yang tepat, anak-anak Indonesia dapat tumbuh menjadi generasi digital yang cerdas, kreatif, dan bijak dalam bermedia.
Daftar Referensi:
- Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). (2018). Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia. https://apjii.or.id
- We Are Social & Hootsuite. (2018). Global Digital Report 2018. https://wearesocial.com