7 Kesalahan Pria dalam Rumah Tangga

Ada sejumlah kesalahan pria dalam rumah tangga yang mungkin sering kali terjadi tanpa disadari. Meski terkadang dianggap sepele, kesalahan ini harus dihindari jika tidak ingin timbul prahara dalam pernikahan. Tidak hanya baik bagi kehidupan pernikahan, mengetahui kesalahan apa saja yang sering Anda lakukan dalam rumah tangga lalu memperbaikinya bisa berdampak positif bagi kesehatan, lho. Salah satunya, terbebas dari masalah psikologis yang kerap timbul akibat pertikaian dalam rumah tangga.Daftar Kesalahan Pria dalam Rumah Tangga. Berikut ini adalah beberapa kesalahan yang biasa dilakukan para pria dalam rumah tangga:

1. Terlalu dominan

Dalam banyak hal, suami sering kali bersikap dominan, misalnya menentukan makan di mana, liburan ke mana, anak harus sekolah di mana, atau bahkan sekedar istri harus mengenakan pakaian dengan warna atau model apa. Ini dapat membuat istri merasa tertekan dan merasa tidak dihargai. Oleh kerena itu, suami perlu memahami perihal pembagian peran dalam rumah tangga, menyertakan istri dalam semua pengambilan keputusan, meminta pendapat istri, dan mendukung istri menjadi dirinya sendiri selama tidak keluar dari norma pernikahan.

2. Kurang cemburu

Menurut penelitian, pria sulit cemburu pada hal-hal kecil, misalnya ketika istrinya melirik atau menjalin kedekatan emosional dengan pria lain. Padahal, ini merupakan salah satu rahasia wanita, yaitu ingin sesekali dicemburui oleh pasangannya. Dengan menunjukkan sikap cemburu, istri mungkin akan merasa bahwa dirinya penting di mata Anda. Cemburu yang dilakukan sesuai batas normal juga bisa menjadi bumbu penyedap dalam rumah tangga, lho.

3. Egois saat di ranjang

Pria terkadang terlalu terburu-buru saat berhubungan seksual. Padahal, wanita butuh waktu lebih lama untuk bergairah dan terangsang sebelum pria melakukan penetrasi. Terlalu terburu-buru bisa membuat istri merasa dirinya hanya dibutuhkan sebagai pemuas hasrat biologis saja. Cobalah untuk selalu melakukan pemanasan (foreplay) sebelum bercinta, dan lakukan itu dengan penuh kasih sayang. Dengan begitu, istri akan merasa dirinya dicintai, sehingga ia akan merasa lebih intim dengan Anda.

4. Tidak menceritakan masalah pada istri

Kebanyakan pria mungkin tidak suka menceritakan masalahnya karena takut dianggap lemah atau suka mengeluh. Padahal, menceritakan masalah yang Anda hadapi kepada istri sangatlah penting. Dengan begitu, istri merasa dilibatkan dan dianggap sebagai pendamping yang setara dalam kehidupan Anda.

5. Menghabiskan uang tanpa sepengetahuan istri

Disadari atau tidak, pria kerap menjadikan dirinya sebagai pemimpin dalam rumah tangga. Ya, itu memang tidak salah. Namun, status sebagai pemimpin tidak membuat suami boleh bertindak semaunya tanpa melibatkan persetujuan istri, apalagi menyangkut urusan uang. Biasakan selalu berdiskusi dulu dengan istri sebelum membelanjakan uang untuk hal tertentu.

6. Kurang peka

Wanita kerap diam atau hanya memberi kode bahasa tubuh saat kesal dengan perilaku pria. Sayangnya, pria kurang bisa mengenali dan memahami arti sinyal-sinyal tersebut. Nah, sekarang coba deh untuk lebih peka terhadap perasaan istri dan perubahan sikapnya, misalnya jika gerak-geriknya tidak seceria biasanya. Dijamin, istri Anda akan senang bila Anda melakukan apa yang diinginkannya tanpa harus diberitahu dulu.

7. Tidak menjadi pendengar yang baik

Saat istri Anda sedang membicarakan masalahnya, dengarkan setiap ucapannya dan jangan lupa untuk menanggapinya dengan penuh empati. Wanita sangat suka bila perasaannya dimengerti ketika ia sedang mencurahkan isi hatinya. Sayangnya, pria cenderung berusaha memberikan solusi dan mengungkapkan opini yang berdasarkan fakta. Sikap tersebut justru akan membuat wanita makin kesal, karena sebenarnya mereka hanya ingin didengarkan dan dimengerti, bukan ingin mencari solusi atau “dikuliahi”. Berbuat kesalahan adalah hal yang sangat manusiawi, terlebih dalam suatu hubungan. Namun jika kesalahan pria dalam rumah tangga terus dilakukan, dampaknya akan buruk bagi kesehatan dan keharmonisan rumah tangga. Sebelum kondisi semakin memburuk, cobalah berkonsultasi ke psikolog untuk menjalani sesi konseling pernikahan.